Bamako - Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Mon, mendukung invasi militer yang dilakukan pasukan Perancis di Mali Utara. Dalam konferensi pers pada hari Selasa (22/1/2013) di New York, Ban Ki Mon "mengucapkan selamat kepada Perancis atas keputusannya yang berani untuk mengerahkan pasukannya di Mali setelah kelompok-kelompok fundamentalis bergerak maju menuju selatan Mali", laporan Reuters.
Dukungan terhadap invasi militer Perancis dan ECOWAS untuk memerangi penerapan syariat Islam di wilayah Mali Utara juga diutarakan oleh PM Israel, Benyamin Netanyahu, Presiden Amerika, Presiden Rusia dan para pemimpin negara-negara Uni Eropa.
Bersamaan dengan dukungan luas invasi militer di Mali Utara tersebut, kebiadaban dan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan rezim sekuler Mali mulai mendapat sorotan media massa.
Ada laporan peningkatan pembunuhan di luar hukum dan pelanggaran hak asasi manusia di Mali, ketika pasukan Mali memerangi militan Islam di negara Afrika Barat itu, tulis harian Observer pada Sabtu (19/1/2013).
Warga Mopti, di tengah negara itu, mengatakan kepada wartawan harian Observer bahwa penangkapan, interogasi dan penyiksaan tak berdosa oleh tentara Mali dilakukan terhadap setiap orang yang diduga terlibat dalam kegiatan pemberontak.
"Suatu hari anak saya menghilang begitu saja," kata seorang wanita dari suku Fulani, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. "Kami mencari dia di sana selama dua atau tiga hari, tapi tidak bisa menemukannya. Kemudian beberapa orang mengatakan kepada kami bahwa pada hari dia pergi, tentara menembak dua orang dan menempatkan mereka dalam sebuah lubang di dalam pangkalan militer."
Sementara itu Amnesty International mengatakan bahwa mereka telah mendokumentasikan bukti penyalahgunaan kekuasaan oleh tentara Mali, termasuk pembunuhan di luar hukum.
Kantor berita Ash-Sharq melaporkan dari sejumlah sumber di Mali bahwa pasukan rezim sekuler Mali pada Rabu (23/1/2013) melakukan "pembantaian massal" terhadap para siswa sekolah-sekolah agama di Mali Utara.
Kantor berita Ash-Sharq melaporkan bahwa pembantaian terhadap para siswa sekolah agama dan penduduk sipil muslim Azawad di Mali Utara telah dilakukan oleh pasukan rezim sekuler Mali sejak beberapa hari terakhir di kota Mopti, Enino, Jabale dan sekitarnya. Mayat-mayat para siswa dan warga sipil dilemparkan ke dalam sumur-sumur dan berserakan di jalanan raya, seperti dipublikasikan foto-fotonya oleh sebuah stasiun TV Prancis. Organisasi Human Rights telah membuat laporan khusus menggugat kebiadaban pasukan rezim sekuler Mali tersebut.
sumber (arrahmahdotcom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar