Sleman - Sadar atau tidak dalam beberapa pekan di dilayah sekitar DKI Jakarta telah dilakukan upaya memodifikasi cuaca. Kira-kira Apa dampaknya, yuk ! bareng-bareng kita simak, apa kata ahli berikut.
Modifikasi cuara pada saat musim pancaroba bisa mengakibatkan pasokan air tanah kurang, kata peneliti di Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sunarto.
"Jika modifikasi ini akan dilakukan, jangan pada musim pancaroba karena ini akan mengakibatkan kekeringan air tanah," kata Sunarto, Senin.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) beberapa kali telah melakukan modifikasi cuaca di sekitar Jakarta untuk mengurangi dampak hujan seperti banjir dan lain-lain.
BPPT beberapa waktu lalu juga memasang alat modifikasi cuaca di lereng Gunung Merapi untuk mengurangi intensitas hujan di puncak Gunung Merapi, namun baru sepekan dipasang alat ini sudah diturunkan lagi.
Menurut dia, modifikasi cuaca untuk mengantisipasi bencana puting beliung pada musim pancaroba, akhir Maret sampai akhir April dikhawatirkan justru bisa menyebabkan kekeringan air tanah karena dilakukan pada saat curah hujan memang sudah sedikit.
"Memang cukup bagus jika akan dilakukan modifikasi cuaca dengan cara memecah awan Cumulonimbus (Cb) yang berpotensi menyebabkan angin puting beliung. Namun, akan tidak efektif kalau akan dilakukan selama musim pancaroba. Efek sampingnya akan menyebabkan kekeringan air tanah, karena pasokan air hujan berkurang," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya proses melakukan pemecahan awan cukup diambil awan-awan tertentu saja yang berpotensi menimbulkan angin puting beliung, untuk ditembakkan menggunakan garam.
"Jangan salah dalam menembaknya, di langit tidak hanya awan Cb saja, namun awan-awan hujan pada musim pancaroba juga masih ada," katanya.
Sunarto mengatakan, pencegahan bencana angin puting beliung selain memodifikasi cuaca, hanya bisa dihindari.
"Paling aman berada di rumah yang kokoh terutama atap dari cor semen (dak), sebab angin puting beliung akan menjadi bencana jika menimbulkan korban material maupun korban luka dan meninggal," katanya.
Ia mengatakan, angin puting beliung terjadi karena perbedaan suhu udara dengan adanya awan Cb.
Nantinya, modifikasi cuaca tersebut akan dilakukan di beberapa tempat yang rawan terjadinya bencana puting beliung, yaitu Sleman, Bantul, Gunung Kidul, dan Klaten, Jawa Tengah.
Alat tersebut tidak berbeda jauh dengan alat yang belum lama ini di lereng Merapi yang digunakan untuk mengantisipasi banjir lahar dingin.
Staf Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Subandi mengatakan, awan Cb itu nantinya akan lebih banyak muncul dari arah selatan.
"Awan ini terlihat menggumpal dan besar, dengan diameter lebih dari 10 kilometer dan tinggi juga diatas 10 kilometer. Massa udara akan naik karena awan Cb yang mempunyai sirkulasi udara di dalamnya," katanya.
Menurut dia, awan yang muncul pada musim pancaroba ini juga disebabkan karena pemanasan permukaan (bumi) yang tidak merata.
sumber (antaranews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar