Sebuah
perjalanan menuju Gelora Bung Karno (GBK), Sengaja
cerita ini saya share di blog, sebenarnya gak pengen juga membagi cerita ini.
Sebelumnya saya juga tak ingin menulisnya di layar laptop. Tapi, gak papa deh,
daripada hanya terngiang-ngiang dikelapa, lebih baik dituangkan saja menjadi
sebuah tulisan. Siapa tahu dapat muncul di pikiran lagi disaat yang tepat. Tapi
sekarang malah ada dorongan untuk dishare diblog, dan semakin lama jadi semakin
kuat. Apa boleh buat rasanya, agak terpaksa juga sich. Walaupun sebenarnya takada
peristiwa yang menarik. Yach... Silakan membaca.
Stadion Gelora Bung Karno |
Baru-baru ini saya baru saja berpergian ke
kawasan Sudirman Jakarta. Sudah cukup lama sebenarya terjadi. Sepulangnya dari
sana, jadi terkenang lagi sewaktu jalan-jalan ke GBK (Gelora Bung Karno). Entah
menarik atau tidak. Tapi ada niatan saya untuk menuliskannya di catatan ini.
Terlebih ada satu momen yang slalu terbayang dalam kepala saya, heheh.
Semuanya berawal ketika adik saya ingin
mengikuti sebuah tes yang diadakan oleh institusi pendidikan yang menurut
perkiraan kami waktu itu, gak sempat kalau mengikuti jadwal kereta yang
berangkat paling pagi sekalipun. Belum capeknya, belum tegangnya, sampai disana
sudah harus bertemu dengan soal-soal pula. Jadi, sudah diputuskan bahwa kami
akan menginap di salah satu masjid di komplek GBK tersebut.
Kami berangkat sekitar pukul setengah tiga
sore. Disekitar stasiun kami sempetin juga makan. Sebenarnya adik saya saja yang makan, saya sudah makan siang sebelum berangkat tadi. Ternyata adik saya belum makan
siang! sekalian satu (1) untuk dibungkus untuk persiapan. Waktu ashar pun tiba.
Sholat dulu lah.. Setelah sholat, kami mulai bergegas menuju
stasiun. Dalam pikiran saya, untuk mengejar waktu maghrib masih sempat lah. Kira-kira
perjalanan sekitar 2jam.
Sepanjang perjalanan kereta berjalan lancar,
tak ada kendala, ditemani hilir mudiknya pedagang asongan, khas dari kereta
ekonomi. Stasiun demi stasiun kami lewati. Sampailah di stasiun Jakarta, kereta berhenti cukup lama. Bahkan sempat
mati lampu. Saya benar-benar tak tahu apa yang sedang terjadi, Tapi penumpang lain terlihat tenang. sedangkan saya merasa cukup panik karena saya lihat waktu menunjukkan pukul 18.30 wib.
Waktu maghrib sudah tiba. Akhirnya saya putuskan untuk turun dan sholat dulu di
mushola.
Satu hal yang saya sesali. Kenapa saya
memberikan karcisnya pada petugas, dan sudah disobek dong! Jadilah saya jalan kaki
menuju ke kota. Dan saya tahu pasti ini akan melelahkan. Tapi dalam hati saya
berkata “saya mulai ingat! Saya mulai ingat! Sepertinya menarik!” entahlah apa
yang ada dipikiran adik saya, tapi saat itu saya sedang bersemangat.
Huft,,, capek juga, sementara sampai disini
dulu. Mudah-mudahan gak lupa jadi bisa disambung lagi.
Terimakasih
sudah berkunjung di blog halogie, cerita tentang Sebuah perjalanan menuju Gelora Bung Karno-nya akan saya apdet lagi bulan depan. J