Sabtu, 31 Agustus 2013

Kopi instan & cappuccino Good day, kopi gaul paling enak

Pagi itu, dengan berbekal secangkir semangat dari kopi Good Day, langkah kaki terasa ringan menuju kantor. Akupun sangat yakin dengan apa yang kulakukan saat ini. Dan kini tinggal menunggu di dalam lift, rasa bosan itu kembali hadir, rasanya waktu berlalu sangat lama menuju ke lantai tiga. Dan akhirnya pintu terbuka juga. Aku pun melangkahkan kaki menuju ke meja kerja.

“Ternyata masih terlalu pagi” keluhku. Hanya ada dua orang disana, yang sepertinya sedang terjadi obrolan yang sangat seru. Langsung saja ku sapa dan menuju kearah keduanya untuk bersalaman. “ooh, Brenda” gumamku, ternyata mereka sedang membicarakan pegawai baru yang mulai bekerja kemarin.

Kopi instan & cappuccino Good day, kopi gaul paling enak

Beberapa saat kemudian, rekan yang lain mulai berdatangan, termasuk Brenda. Tentu saja, karena jam sudah hampir menunjukkan pukul 7. Saya pun segera mengambil tempat, dan menyelesaikan yang tertunda kemarin.

Jenuh juga berhadapan dengan data-data kantor. Ketika melihat kearah jam ternyata jarum jam menunjukkan pukul setengah sembilan lebih. “waktunya bikin kopi nih” pikirku. Sebenarnya bisa aja sih memesan. Tapi bagiku lebih menyenangkan membuatnya sendiri.

Ku sapa saja Bang Sapri yang tengah sibuk membuat teh. Langsung dijawab “Pagi juga mas, Bikin kopi sendiri lagi, mas?” sambil tersenyum. Aku hanya tersenyum saja, rasanya bosan menjalani percakapan ini setiap hari, Hhaha…

Kopi instan & cappuccino Good day, kopi gaul paling enak

Sekilas ada formasi yang berbeda. Biasanya ada 4 teh, 2 kopi dan 1 gelas air putih. Lha ini? “Kopi satunya buat mbak Brenda, hehe..” jawaban yang tepat sasaran seolah bisa membaca pikiranku.  “ooh…” jawabku. Lucu juga yak, kok bisa gak tahu. Padahal Brenda ada dihadapanku pastinya saat memesan. Secara, meja kami berhadapan.

Kopi instan & cappuccino Good day, kopi gaul paling enak

Dengan secangkir kopi di tangan, berjalan menuju tempat ku kembali. Kulihat Brenda mengangkat kedua tangannya “yeah, selesai juga!!” ucapnya manja. Aku tersenyum saja melihatnya. Brenda memang menarik, kulitnya bersih terawat dan tidak sombong. Seketika pula Bu Shasha menghampiri dan mengamati dengan seksama hasil kerja Brenda. Bu Shasha adalah pegawai senior disini. Tanpa berkata apa-apa ia langsung kembali kemejanya. Biasanya itu berarti bagus.

 Kopi instan & cappuccino Good day, kopi gaul paling enak

Di tengah kebingungannya dengan sikap Bu Shasha, Brenda mengalihkan pandangannya padaku. Melihatku masih tersenyum ia pun balik membalas senyum. “ahh, manisnya kopiku ini, Hhaha…” gumamku.
Aku pun duduk dan kembali fokus ke pekerjaan. Sebelumnya sruput dulu “Sluuuuuurrrrrpp” semangat lagi.
Beberapa menit kemudian, aku dikejutkan oleh suara lembut yang menyentuh telingaku “kopi Good Day ya, mas?” tanya Brenda sambil menggeser kursinya ke arahku. “iya, Chococino” ku jawab mantap! Ia pun cepat membalas “kalau aku…”.
Kamipun terus melanjutkan mengobrol sampai menjelang makan siang. Aku pun tak merasa terganggu. Toh, pekerjaanku selesai pada waktunya. Kamipun semakin dekat.
Sejak saat itu, semakin bersemangat saja bekerja. Karena dan tentu saja semua berawal karena Kopi Good Day, Hhehe... Akhir yang bahagia, senang sekali rasanya. J

Kopi instan & cappuccino Good day, kopigaul paling enak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar