Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan riset International Data Corporation (IDC) memprediksi pebisnis pemula (start-up) teknologi Indonesia akan memperoleh momentum perkembangannya pada 2013 seiring dengan pertumbuhan pengguna perangkat notebook, ponsel pintar, dan tablet.
"Start-up yang akan berkembang adalah permainan digital dalam jaringan (online games), media jejaring sosial, aplikasi ponsel (mobile apps), dan perdagangan dalam jaringan (e-commerce)," kata Kepala Operasi IDC Indonesia, Sudev Bangah, selepas jumpa pers di Jakarta, Senin.
IDC memperkirakan pertumbuhan bisnis online games di Indonesia akan meningkat 30 persen pada 2013 dari periode sebelumnya.
Ia juga mengatakan segmen konsumen mempunyai potensi bisnis lebih luas bagi start-updibanding segmen perusahaan yang lebih terbatas dan fokus pada sektor tertentu.
"Misal e-health sebagai aplikasi untuk sektor kesehatan atau e-education untuk sektor pendidikan. Itu fokus," kata Bangah.
Namun, lanjut Bangah, sepertiga belanja IT di Indonesia merupakan porsi belanja IT segmen konsumen yang mempunyai nilai enam hingga tujuh juta dolar AS.
Bangah menambahkan kunci sukses ke-empat jenis start-up teknologi itu terletak pada lokalisasi konten yang ditawarkan dan basis data para penggunanya.
"Konten lokal dan pemakaian bahasa Indonesia akan menjadi daya tarik utama bagi pengguna," katanya.
Sementara, basis data menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan atau investor asing untuk membeli bisnis yang dikembangkan.
"Mereka (perusahaan asing) itu bukan ancaman, tapi peluang. Mereka tidak tahu kondisi pasar Indonesia sehingga akan membeli bisnis Anda," kata Bangah. (antaranews)
"Start-up yang akan berkembang adalah permainan digital dalam jaringan (online games), media jejaring sosial, aplikasi ponsel (mobile apps), dan perdagangan dalam jaringan (e-commerce)," kata Kepala Operasi IDC Indonesia, Sudev Bangah, selepas jumpa pers di Jakarta, Senin.
IDC memperkirakan pertumbuhan bisnis online games di Indonesia akan meningkat 30 persen pada 2013 dari periode sebelumnya.
Ia juga mengatakan segmen konsumen mempunyai potensi bisnis lebih luas bagi start-updibanding segmen perusahaan yang lebih terbatas dan fokus pada sektor tertentu.
"Misal e-health sebagai aplikasi untuk sektor kesehatan atau e-education untuk sektor pendidikan. Itu fokus," kata Bangah.
Namun, lanjut Bangah, sepertiga belanja IT di Indonesia merupakan porsi belanja IT segmen konsumen yang mempunyai nilai enam hingga tujuh juta dolar AS.
Bangah menambahkan kunci sukses ke-empat jenis start-up teknologi itu terletak pada lokalisasi konten yang ditawarkan dan basis data para penggunanya.
"Konten lokal dan pemakaian bahasa Indonesia akan menjadi daya tarik utama bagi pengguna," katanya.
Sementara, basis data menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan atau investor asing untuk membeli bisnis yang dikembangkan.
"Mereka (perusahaan asing) itu bukan ancaman, tapi peluang. Mereka tidak tahu kondisi pasar Indonesia sehingga akan membeli bisnis Anda," kata Bangah. (antaranews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar