MAGELANG - Indonesia masih kekurangan 126 ribu guru Bimbingan Konseling (BK).
Itu diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (PB ABKIN) Prof Dr H Mungin Edy Wibowo MPd, Kons, Rabu (29/5/2013) malam di Magelang.
Mungin yang hadir dalam Seminar Internasional Konseling Malaysia-Indonesia ke-3 (Malindo) di Hotel Grand Artos Aerowisata Magelang menuturkan, secara keseluruhan, kebutuhan guru BK di Indonesia sebanyak 129 ribu guru, sementara yang ada saat ini baru sekitar 3.000 guru.
Ia menuturkan, jumlah sekolah mulai dari tingkat SMP sederajat hingga SMK/SMA sederajat di Indonesia, ada sekitar 19 juta. Idealnya, setiap 150 siswa diampu oleh seorang guru BK.
Bahkan, lanjutnya, di Kabupaten Bengkulu, saat ini hanya terdapat 13 guru BK. Padahal, di sana terdapat ratusan sekolah, mulai dari SMP sampai SMA sederajat.
Sementara, kurikulum 2013 yang akan diterapkan pada 15 Juli 2013, menuntut siswa menentukan pilihan sesuai minat.
Bila kurikulum sebelumnya hanya terdapat beberapan jurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa, serta untuk SMK hanya ada program keahlian, kurikulum terbaru diubah menjadi kelompok peminatan.
Siswa diberikan peluang memilih sesuai minatnya, antara lain kelompok peminatan Matematika, IPA, IPS, serta Kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Sementara, di SMK ada Kelompok Peminatan Keahlian, dan di MA/MTs ada Kelompok Peminatan Keagamaan.
"Di sinilah peran guru BK mengarahkan siswa, supaya dapat menentukan pilihan sesuai minat dan kemampuannya. Kalau pilihan sesuai minat, pasti akan menunjang keberhasilan siswa," ujar Mungin.
(tribunnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar